Kamis, 11 November 2010

Kabupaten Purworejo


Lambang Kabupaten Purworejo



Peta lokasi Kabupaten Purworejo
Koordinat : -

Motto
Purworejo Berirama (Bersih,Indah, Rapi, Aman dan Makmur)
Semboyan '
Slogan pariwisata '
Julukan

Demonim
'
Provinsi
Jawa Tengah

Ibu kota
Purworejo

Luas 1.034 km²
Penduduk
• Jumlah 709.000 (2003)
• Kepadatan 685 jiwa/km²
Pembagian administratif
• Kecamatan
16
• Desa/kelurahan
494
Dasar hukum UU No. 13/1950
Tanggal 1 Agustus 1901
Hari jadi {{{hari jadi}}}
Bupati
H. Kelik Sumrahadi, S.Sos, MM.
Kode area telepon
0275
APBD
{{{apbd}}}
DAU
Rp. 281.270.000.000
Suku bangsa
{{{suku bangsa}}}
Bahasa
{{{bahasa}}}
Agama
{{{agama}}}
Flora resmi
{{{flora}}}
Fauna resmi
{{{fauna}}}
Zona waktu
{{{zona waktu}}}
Bandar udara
{{{bandar udara}}}
________________________________________
Situs web resmi: http://www.purworejokab.go.id

Kabupaten Purworejo (Bahasa Jawa: purwareja), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota berada di kota Purworejo. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang di utara, Kabupaten Kulon Progo (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di timur), Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Kebumen di sebelah barat.
Daftar isi
[sembunyikan]
• 1 Geografi
• 2 Pembagian administratif
• 3 Sejarah
• 4 Perekonomian
o 4.1 Pertanian
o 4.2 Perkebunan
o 4.3 Peternakan
o 4.4 Industri
o 4.5 Pariwisata
o 4.6 Makanan Khas Daerah
o 4.7 Transportasi
o 4.8 Legenda
o 4.9 Kesenian
 4.9.1 Tari Dolalak
• 5 Tokoh dari Purworejo
• 6 Pendidikan
o 6.1 Pondok Pesantren
o 6.2 Perguruan Tinggi
o 6.3 Sekolah Dasar(atau sederajat)
o 6.4 Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat)
o 6.5 Sekolah Menengah Atas (atau sederajat)
o 6.6 Sekolah Kejuruan
• 7 Pranala luar

Geografi
Bagian selatan wilayah Kabupaten Purworejo merupakan dataran rendah. Bagian utara berupa pegunungan, bagian dari Pegunungan Serayu. Di perbatasan dengan DIY, membujur Pegunungan Menoreh.
Purworejo berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api, dengan stasiun terbesarnya di Kutoarjo.
Pembagian administratif
Kabupaten Purworejo terdiri atas 16 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Purworejo.
Sejarah
Prasasti Kayu Ara Hiwang ditemukan di Desa Boro Wetan (Kecamatan Banyuurip), jika dikonversikan dengan kalender Masehi adalah tanggal 5 Oktober 901. Ini menunjukkan telah adanya pemukiman sebelum tanggal itu. Bujangga Manik, dalam petualangannya yang diduga dilakukan pada abad ke-15 juga melewati daerah ini dalam perjalanan pulang dari Bali ke Pakuan.
Pada masa Kesultanan Mataram hingga abad ke-19 wilayah ini lebih dikenal sebagai Bagelen (dibaca /ba•gə•lɛn/). Saat ini Bagelen malah hanya merupakan kecamatan di kabupaten ini.
Setelah Kadipaten Bagelen diserahkan penguasaannya kepada Hindia-Belanda oleh pihak Kesultanan Yogyakarta (akibat Perang Diponegoro), wilayah ini digabung ke dalam Karesidenan Kedu dan menjadi kabupaten. Belanda membangun pemukiman baru yang diberi nama Purworejo sebagai pusat pemerintahan (sampai sekarang) dengan tata kota rancangan insinyur Belanda, meskipun tetap mengambil unsur-unsur tradisi Jawa. Kota baru ini adalah kota tangsi militer, dan sejumlah tentara Belanda asal Pantai Emas (sekarang Ghana), Afrika Barat, yang dikenal sebagai Belanda Hitam dipusatkan pemukimannya di sini. Sejumlah bangunan tua bergaya indisch masih terawat dan digunakan hingga kini, seperti Masjid Jami' Purworejo (tahun 1834), rumah dinas bupati (tahun 1840), dan bangunan yang sekarang dikenal sebagai Gereja GPIB (tahun 1879).
Alun-alun Purworejo, seluas 6 hektar, konon adalah yang terluas di Pulau Jawa.[rujukan?]
Perekonomian
Pertanian
Aktivitas ekonomi kabupaten ini bergantung pada sektor pertanian, di antaranya padi, jagung, ubi kayu dan hasil palawija lain. Sentra tanaman padi di Kecamatan Ngombol, Purwodadi dan Banyuurip. Jagung terutama dihasilkan di Kecamatan Bruno. Ubi kayu sebagian besar dihasilkan di Kecamatan Pituruh.
Di tingkat Provinsi Jawa Tengah, Purworejo menjadi salah satu sentra penghasil rempah-rempah (Bahasa Jawa: empon-empon), yaitu: kapulaga, kemukus, temulawak, kencur, kunyit dan jahe yang sekarang merupakan komoditas biofarmaka binaan Direktorat Jenderal Hortikultura. Selain untuk bumbu penyedap masakan, juga untuk bahan baku jamu. Empon-empon yang paling banyak dihasilkan Purworejo adalah kapulaga. Sentra produksi di Kecamatan Kaligesing, Loano dan Bener. Konsumen tanaman empon-empon adalah perajin jamu gendong, pengusaha industri jamu jawa dan rumah makan.
Sekitar 75 pabrik jamu di Jawa Tengah mengandalkan bahan baku dari kabupaten ini. Demikian juga pengusaha jamu tradisional di Cilacap, seperti : Jaya Guna, Serbuk Sari, Serbuk Manjur dan Cap Tawon Sapi. Pembeli biasanya mendatangi sekitar lima toko penyedia bahan jamu di Pasar Baledono.
Kecamatan Grabag dikenal sebagai sentra kelapa yang produksinya selain dimanfaatkan sebagai kelapa sayur, juga diolah menjadi gula merah dan minyak kelapa serta merupakan pusat penghasil mlinjo yang buahnya dijadikan makanan kecil, yaitu : emping. Kecamatan Kaligesing, Bener, Bruno dan Bagelen dikenal sebagai penghasil durian di Kecamatan Pituruh anda akan menemukan sentra hortikultura/pusat hasil buah, yaitu : buah pisang, karena di antara pasar yang ada di Purworejo, Pituruh menyumbang 40% pisang dari keseluruhan pisang di Purworejo.Komoditas pisang di pasar Pituruh dihasilkan dari desa Ngandagan,Kalikotes,Klaigintung,Pamriyan dan Petuguran
Perkebunan
Kelapa merupakan tanaman perkebunan rakyat sebagai sumber penghasilan kedua setelah padi bagi sebagian besar petani di Kabupaten Purworejo. Komoditas unggulan perkebunan yang lain, yaitu : Kopi, Karet, Kakao, Vanili (tanaman tahunan) dan Tebu serta Nilam (tanaman semusim). Komoditi Tembakau rakyat sebagai usaha tani komersial, juga telah memberi kontribusi kepada pendapatan negara (Devisa) dan pendapatan asli daerah (PAD), sehingga pada 2008 dan 2009 Kabupaten Purworejo mendapat Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT). Upaya pemerintah pusat dalam pembangunan perkebunan di daerah, telah merintis pengembangan tanaman jarak pagar yang diharapkan dapat bermanfaat dalam mewujudkan desa mandiri energi sebagai solusi menanggulangi kelangkaan bahan bakar.
Peternakan
Di bidang peternakan, ternak yang menjadi khas Purworejo adalah kambing peranakan etawa (PE), yakni kambing dari India yang memiliki postur tinggi besar. Peternakaan kambing PE terutama di Kecamatan Kaligesing. Sisanya dari Kecamatan Purworejo, Bruno, dan Kemiri. Di Kecamatan Kaligesing, kambing itu dikawinkan dengan kambing lokal, sehingga tercipta kambing PE ras Kaligesing. Bagi sebagian besar peternak di Purworejo, memiliki kambing ini merupakan kebanggaan tersendiri, ibarat memiliki mobil mewah. Setiap tahun ribuah kambing dipasarkan ke luar Purworejo, termasuk ke Jawa Timur (Ponorogo, Kediri, Trenggalek), Sumatera (Bengkulu, Jambi), Riau dan Kalimantan(Banjarmasin), bahkan pada 2005 - 2006 pernah ekspor ke Malaysia.
Industri
Di bidang industri, Purworejo memiliki satu industri tekstil di Kecamatan Banyuurip. Selain tekstil, di kecamatan ini ada dua industri pengolahan kayu dengan 387 tenaga kerja. Satu industri yang sama dengan 235 tenaga kerja di Kecamatan Bayan. Saat ini hasil industri yang mulai naik daun adalah pembuatan bola sepak. Industri ini mulai dirintis tahun 2002 di Desa Kaliboto, Kecamatan Bener, bola sepak bermerek Adiora itu sudah menembus pasar mancanegara. Meski baru setahun berdiri, pembuatan bola sepak itu mewarnai kehidupan masyarakat Kecamatan Bener. Di Tahun 2007 berdiri cabang dari rokok Sampoerna di Kecamatan Bayan yang telah memberi kesempatan kerja relatif banyak dengan SDM tidak hanya yang berasal dari Kabupaten Purworejo saja, karena banyak juga tenaga kerja berasal dari luar kabupaten, yaitu : dari Kabupaten Wonosobo dan Temanggung.
Pariwisata
Dalam bidang pariwisata, purworejo mengandalkan pantainya di sebelah selatan yang bernama "Pantai Ketawang", "Pantai Keburuhan (Pasir Puncu), "Pantai Jatimalang" didukung dengan gua-gua : "Gua Selokarang" dan "Sendang Sono", di Sendang Sono (artinya : Kolam dibawah pohon Sono) masyarakat mempercayai bahwa mandi disendang tersebut akan dapat mempertahankan keremajaan. Goa Seplawan, terdapat di kecamatan Kaligesing. Goa ini banyak diminati wisatawan karena keindahan goa yang masih asli dan juga keindahan pemandangan alamnya serta hasil buah durian dan kambing ettawa sebagai salah satu ciri khas hewan ternak di Kabupaten Purworejo. Disamping itu, terdapat juga air terjun "Curug Muncar" dengan ketinggian ± 40m yang terletak di kecamatan Bruno dengan panorama alam yang masih alami. gua pencu di desa ngandagan,merupakan bentuk benteng seperti gua pada zaman belanda;dan pada masa itu gua pencu pernah didatangi oleh presiden sukarno,tapi sekarang sudah tidak terawat karena kurang pedulinya aparatur pemerintahan desa,dan jika anda ingin menikmati suasana sejuknya alam anda d\tinggal melanjutkan perjalanan ke utara karena disana anda dapat menemukan hutan pinus yang sangat sejuk dan dingin engan panorama pegunungan dengan hamparan ladang petani yang permai,
Makanan Khas Daerah
Beberapa masakan dan makanan khas Purworejo antara lain:
• Dawet Hitam: sejenis cendol yang berwarna hitam, sangat digemari pemudik dari Jakarta. Untuk penjual dawet hitam yang asli adalah di timur jembatan Butuh.
• Tahu Kupat (beberapa wilayah menyebut "kupat tahu"), sebuah masakan yang berbahan dasar tahu dengan bumbu pedas yang terbuat dari gula jawa cair dan sayuran seperti kol dan kecambah.
• Geblek : makanan yang terbuat dari tepung singkong yang dibentuk seperti cincin, digoreng gurih
• Clorot : makanan terbuat dari tepung beras dan gula merah yang dimasak dalam pilinan daun kelapa.
• Rengginang : gorengan makanan yang terbuat dari ketan yang dimasak, berbentuk bulat, gepeng.
• Lanting : makanan ini bahan dan bentuknya hampir sama dengan geblek, hanya saja ukurannya lebih kecil. Setelah digoreng lanting terasa lebih keras daripada geblek. Namun tetap terasa gurih dan renyah.
• Kue Satu : Makanan ini terbuat dari tepung ketan, berbentuk kotak kecil berwarna krem, dan rasanya manis.
• Kue Lompong : Berwarna hitam, dari gandum berisi kacang dan dibugkus dengan daun pisang yang telah coklat (klaras)
• Tiwul punel: Terbuat dari gaplek ubi kayu
• Krimpying : Makanan ini berbahan dasar singkong, seperti lanting tapi berukuran lebih besar dan lebih keras, berwarna krem, bentuknya bulat tidak seperti lanting yang umumnya berbentuk seperti angka delapan.Rasa makanan ini gurih.
Transportasi
Purworejo terletak di jalur Selatan Jawa yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan kota-kota lain di pantai Selatan Jawa. Purworejo dapat ditempuh melalui darat menggunakan moda transportasi jalan raya dan kereta api. Stasiun besar di kabupaten ini terletak di Kutoarjo yang disinggahi kereta api ekonomi jurusan Bandung Kiaracondong - Stasiun Yogyakarta, Bandung - Madiun dan Purwokerto - Surabaya serta kereta bisnis seperti Senja Utama Solo dan Senja Utama Yogya. Kereta eksekutif yang singgah di stasiun ini adalah Taksaka II. Dari stasiun Kutoarjo sendiri juga memberangkatkan kereta api sendiri yaitu Sawunggalih Utama jurusan Purworejo - Jakarta Pasar Senen serta Sawunggalih Selatan jurusan Purworejo - Bandung
Terminal bis utama di kabupaten ini terletak di antara Purworejo - Kutoarjo tepatnya di kecamatan Banyuurip. Sementara itu, Purworejo menghubungkan kota-kota Kebumen di sebelah barat, Wonosobo di sebelah utara, Magelang di sebelah timur laut, dan kota Wates (Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta) di sebelah timur. Di sebelah selatan kota Purworejo dikenal jalan raya yang diyakini sebagai bagian dari proyek pembangunan jalan raya Trans-Jawa, Anyer-Panarukan, saat pemerintahan Hindia Belanda berkuasa yang saat ini lebih dikenal dengan jalan Daendels.
Legenda
Tundan Obor: setiap musim penghujan, saat hujan rintik, pada senja hari (surup), terdengar suara bergemuruh seperti kentongan ditabuh di sepanjang kali Jali, dimana akan ditemukan beberapa barisan obor yang melayang sepanjang sungai Jali, dari Gunung Sumbing hingga ke pantai, sampai saat ini beberapa warga masyarakat masih meyakini hal ini (dan beberapa mengaku masih menyaksikan). Sebagai bagian dari daerah pesisir Pantai Selatan, legenda Nyi Roro Kidul juga beredar luas di kalangan penduduk.
Kesenian
Purworejo memiliki kesenian yang khas, yaitu dolalak, tarian tradisional diiringi musik perkusi tradisional seperti : Bedug, rebana, kendang. Satu kelompok penari terdiri dari 12 orang penari, dimana satu kelompok terdiri dari satu jenis gender saja (seluruhnya pria, atau seluruhnya wanita). Kostum mereka terdiri dari : Topi pet (seperti petugas stasiun kereta), rompi hitam, celana hitam, kacamata hitam, dan berkaos kaki tanpa sepatu (karena menarinya di atas tikar). Biasanya para penari dibacakan mantra hingga menari dalam kondisi trance (biasanya diminta untuk makan padi, tebu, kelapa)kesenian ini sering disebut juga dengan nama Dolalak
Dzikir Saman mengadopsi kesenian tradisional aceh dan bernuansa islami, dengan penari yang terdiri dari 20 pria memakai busana muslim dan bersarung, nama Dzikir Saman diambil dari kata samaniyah (arab, artinya : sembilan), yang dimaksudkan sembilan adegan dzikir. diiringi musik perkusi islami ditambah kibord dan gitar. pada jeda tiap adegan disisipi musik-musik yang direquest oleh penonton)
[sunting] Tari Dolalak
Tari dolalak merupakan tarian khas daerah Purworejo. Tari ini merupakan percampuran antar budaya Jawa dan budaya barat. Pada masa penjajahan Belanda, para serdadu Belanda sering menari-nari dengan menggunakan seragam militernya dan diiringi dengan nyanyian yang berisi sindiran sehingga merupakan pantun. Kata dolalak sebenarnya berasal dari notasi Do La La yang merupakan bagian dari notasi do re mi fa so la si do yang kemudian berkembang dalam logat Jawa menjadi Dolalak yang sampai sekarang ini tarian ini menjadi Dolalak.
Tokoh dari Purworejo
• Jan Toorop, pelukis Belanda.
• A.J.G.H. Kostermans, pakar botani Indonesia.
• Ahmad Yani, pahlawan revolusi.
• Sarwo Edhie Wibowo, mertua presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
• Bustanul Arifin, mantan Kabulog Orde Baru
• Oerip Soemohardjo, pendiri TNI.
• Johan Hendrik Caspar Kern, ahli bahasa dan orientalis
• Syekh Imam Puro, Ulama Purworejo.
• Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" (masih diperdebatkan - lihat artikel).
• Kyai Sadrach, Tokoh Penginjil Jawa; Perintis Gereja Kristen Jawa (GKJ).
• Danurwindo, mantan pemain dan pelatih Timnas Indonesia, asli Kutoarjo.
• Erman Suparno,(mentri Tenaga Kerja Kabinet Indonesia Bersatu).
• Slamet Kirbiantoro, mantan Pangdam Jaya.
• Supriyatno Koord. Muda Ganesha 2006.
• Endriartono Sutarto,mantan Panglima ABRI 2006.
• Kasman Singodimedjo,tokoh pergerakan 1945.
• Herman Alex Veenstra, olahragawan polo air Belanda
• Winoto Danoe Asmoro, kepala rumah tangga presiden Soekarno
• Mardiyanto, mantan Mendagri KIB I
• Soebrantas Siswanto, mantan Gubernur Riau
• HANAFI, Pelukis asal Baledono. Pemilik STUDIOHANAFI di Sawangan, Depok. (Sering pameran di berbagai negara)
Pendidikan
Pondok Pesantren
• Darul Hikmah Islamic Boarding School, Jl S.Parman Kutoarjo
• Pondok Pesantren Berjan
• Pondok Pesantren An-Nawawi
• Pondok Pesantren Al-Iman Bulus Gebang Purworejo
• Pondok Pesantren Al-Amin Dukuh Gintungan Gebang Purworejo
Perguruan Tinggi
• Universitas Muhammadiyah Purworejo
• Akademi Komputer Bina Sarana Informatika (BSI) Cabang Purworejo
• Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi
• Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama
• Politeknik Sawunggalih Aji Kutoarjo
• Politeknik Megatek
• Akademi Keperawatan Purworejo
• Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa
• STIE "RAJAWALI" Purworejo

Sekolah Dasar(atau sederajat)
• SD Negeri Pangengudang, Purworejo.
• SD Maria, Purworejo.
• SD Penabur, Purworejo.
• SD Prapag Lor II, Pituruh Purworejo.
• SD Kristen Pangen, Purworejo
• SD Ngandagan,pituruh purworejo.
• SD Bulus 2,Bulus Gebang purworejo.
• SD Doplang,Purworejo
• SD Brengkelan 1,Purworejo
• SD Kepatihan,Purworejo
• SD Baledono 1,Purworejo
• SD Baledono 2,Purworejo
• SD Baledono 3,Purworejo
• SD Pituruh,Purworejo
• SD Butuh 1,butuh Purworejo
• SD kedungsari 1,kedungsari purworejo
• SD Kedungsari 2,gunungwurung
• SD Sukogelap Kemiri Purworejo
• SD Wolojurutengah Nambangan Grabag Purworejo
• SD Kalipuring Kalipuring
• SD Pius Bakti Utama, Kutoarjo
• SD Negeri Cangkrep kidul I Purworejo
• SD Negeri Sruwohdukuh, Butuh, Purworejo
SD Negeri Lubang Indangan , Butuh , purworejo SD Negeri Kemadu ,Kutoarjo , Purworejo
• SD Negeri Banyuurip, Banyuurip, Purworejo
• SD Negeri Sumbersri, Sumbersari, Purworejo
• SD Negeri Golok, Banyuurip, Purworejo
• SD Negeri Bayan,Bayan, Purworejo
Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat)
• SMP Muhammadiyah Purwodadi
• SMP Negeri 1 Purworejo
• SMP Negeri 2 Purworejo
• SMP Negeri 3 Purworejo dahulu SMPN 1 di Kutoarjo
• SMP Negeri 4 Purworejo dahulu SMPN 3 Purworejo
• SMP Negeri 5 Purworejo dahulu SMPN 2 di Kutoarjo
• SMP Negeri 6 Purworejo dahulu SMPN 4 Purworejo
• SMP Negeri 7 Purworejo dahulu SMP Negeri 1 Grabag
• SMP Negeri 8 Purworejo dahulu SMPN 1 Purwodadi
• SMP Negeri 9 Purworejo dahulu SMPN 1 Banyuurip
• SMP Negeri 10 Purworejo dahulu SMPN 2 Grabag
• SMP Negeri 11 Purworejo dahulu SMPN 1 Ngombol
• SMP Negeri 12 Purworejo dahulu SMPN 4 di Kutoarjo
• SMP Negeri 13 Purworejo dahulu SMPN 5 di Kutoarjo
• SMP Negeri 14 Purworejo
• SMP Negeri 15 Purworejo dahulu SMPN 2 Banyuurip
• SMP Negeri 16 Purworejo dahulu SMPN 3 di Kutoarjo
• SMP Negeri 17 Purworejo di Kecamatan Bagelen (d/h SMPN 1 Bagelen)
• SMP Negeri 18 Purworejo
• SMP Negeri 19 Purworejo
• SMP Negeri 20 Purworejo di Kecamatan Pituruh
• SMP Negeri 21 Purworejo di Kecamatan Bruno dahulu SMPN Bruno
• SMP Negeri 22 Purworejo di Kecamatan Gebang
• SMP Negeri 23 Purworejo
• SMP Negeri 24 Purworejo
• SMP Negeri 25 Purworejo
• SMP Negeri 26 Purworejo
• SMP Negeri 27 Purworejo dahulu SMPN 2 Purwodadi
• SMP Negeri 28 Purworejo
• SMP Negeri 29 Purworejo
• SMP Negeri 30 Purworejo
• SMP Negeri 31 Purworejo
• SMP Negeri 32 Purworejo
• SMP Negeri 33 Purworejo
• SMP Negeri 34 Purworejo
• SMP Negeri 35 Purworejo
• SMP Negeri 36 Purworejo
• SMP Negeri 37 Purworejo
• SMP Negeri 38 Purworejo
• SMP Negeri 39 Purworejo
• SMP Negeri 40 Purworejo
• SMP Muhammadiyah Purworejo
• SMP Muhammadiyah Jono Bayan, Purworejo
• SMP Muhammadiyah Kemiri, Purworejo
• SMP Pius Bakti Utama Kutoarjo
• SMP Bruderan Purworejo
• SMP Pancasila 1 Purworejo
Sekolah Menengah Atas (atau sederajat)
• 11 unit Sekolah Menengah Atas Negeri
o SMA Negeri 1 Purworejo, Jl. Tentara Pelajar, 55. Purworejo.
o SMA Negeri 2 Purworejo, Kutoarjo.
o SMA Negeri 3 Purworejo, Purwodadi.
o SMA Negeri 4 Purworejo, Kemiri.
o SMA Negeri 5 Purworejo, Loano.
o SMA Negeri 6 Purworejo, Banyuurip.
o SMA Negeri 7 Purworejo, Jl. Ki Mangun Sarkoro.
o SMA Negeri 8 Purworejo, Grabag.
o SMA Negeri 9 Purworejo, Geparang, Purwodadi.
o SMA Negeri 10 Purworejo, Pituruh.
o SMA Negeri 11 Purworejo, Butuh.
• 1 unit Madrasah Aliyah Negeri
• 1 unit Madrasah Aliyah Swasta
• 4 unit Sekolah Menengah Atas Swasta
o SMA Bruderan, Purworejo.
o SMA PIUS Bakti Utama, Kutoarjo, Purworejo.
o SMA WIDYA Kutoarjo Kutoarjo
o SMA Muhammadiyah Purworejo, Purworejo
o SMA INSTITUT INDONESIA,Purworejo
Sekolah Kejuruan
• SMK Taman Siswa Purworejo (STM TKM Purworejo)
Yang di Pimpin Oleh Bapak Gandung Ngadino
• SMK N1 Purworejo (STM Negeri purworejo)
• SMK N2 Purworejo (SMEA Negeri kutoarjo)
• SMK N3 Purworejo (SMKK Negeri purworejo)
• SMK YPP Purworejo (STM YPP Purworejo)
• SMK Pembaharuan Purworejo (SMK PN Purworejo)
• SMK PN2 Purworejo
• SMK Institut Indonesia Kutoarjo (SMK INSTINDO KUTOARJO)
• SMK Kristen Kutoarjo
• SMK Pancasila 2 Kutoarjo
• SMK Batik Perbaik Purworejo
• SMK Muhammadiyah Purworejo
• SMK Kartini Purworejo
• SMK Kristen PENABUR Purworejo
• SMK Muhammmadiyah Purworejo, Purworejo
• SMK Nurussalaf Kemiri
• SMK Pancasila 1 Kutoarjo
Pranala luar
• Burhanuddin, M. Bagelen, Potret Sebuah Akulturasi Islam-Jawa. Salinan artikel dari www.kompas.com


Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah

Kecamatan Bagelen • Banyuurip • Bayan • Bener • Bruno • Butuh • Gebang • Grabag • Kaligesing • Kemiri • Kutoarjo • Loano • Ngombol • Pituruh • Purwodadi • Purworejo


Jawa Tengah

Pusat pemerintahan: Kota Semarang

Kabupaten
Banjarnegara • Banyumas • Batang • Blora • Boyolali • Brebes • Cilacap • Demak • Grobogan • Jepara • Karanganyar • Kebumen • Kendal • Klaten • Kudus • Magelang • Pati • Pekalongan • Pemalang • Purbalingga • Purworejo • Rembang • Semarang • Sragen • Sukoharjo • Tegal • Temanggung • Wonogiri • Wonosobo

Kota otonom
Magelang • Pekalongan • Salatiga • Semarang • Surakarta • Tegal

Kota kecamatan
Kajen • Mungkid • Purwodadi • Purwokerto • Slawi • Ungaran

Daftar kecamatan dan kelurahan di Jawa Tengah

Rabu, 10 November 2010

SEJARAH SMK NEGERI 1 PURWOREJO

Sejarah SMKN 1 PWR





SEJARAH SINGKAT

SMK Negeri 1 Purworejo adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Purworejo yang melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Teknik. Proses yang cukup panjang telah dialami oleh Sekolah iini untuk menjadi seperti sekarang ini.

Berawal dari semangat dan cita-cita luhur beberapa putera daerah Kabupaten Purworejo, pada tahun 1963 mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan yang bernaung di bawah Yayasan Sekolah Perkapalan Semarang dan diberi Nama STM Perkapalan Purworejo di Jalan Raya Kutoarjo – Purworejo km 2,5 tepatnya di Desa Kledung Karang Dalem Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Pada bulan Juni 1966 Sekolah ini meningkat menjadi Kelas jauh dari STM Negeri II Semarang untuk Jurusan Mesin Kapal dan kelas jauh dari STM Negeri IV Semarang untuk Jurusan Dermaga Samudera.

Pada tahun 1967 Sekolah ini ditetapkan menjadi STM Negeri Purworejo melalui SK Menteri P dan K Nomor : 389/Kep.Dit.pt/86/67 tertanggal 16 Oktober 1967 dan membuka jurusan Mesin untuk menggantikan jurusan Mesin Kapal.

Sesuai dengan kebutuhan daerah saat itu dengan SK Menteri P dan K No. D. 302/Set-DDT/69 tertanggal 27 Desember 1969 Jurusan Dermaga Samudera diganti dengan Jurusan Bangunan Air dan Bangunan Gedung ditambah Jurusan Baru yakni Jurusan Listrik. Dengan demikian SMK Negeri 1 Purworejo atau STM Negeri Purworejo dinyatakan berdiri sendiri sebagai Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kabupaten Purworejo sejak tanggal 16 Oktober 1967 dan Kepala Sekolah pertama yang memimpin STM Negeri Purworejo adalah Alm. R. Ma’oen Setjonolo sampai dengan tahun 1971.

Tahun Pembelajaran 1971 sampai dengan 1976 terus dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan pelayanan pendidikan dibawah kepemimpinan Alm. Drs. Hadi Wijono. Tahun 1976 sampai dengan tahun 1988 dibawah kepemimpinan alm. R. Wachjudi, BE terjadi penggolongan Rumpun yakni Rumpun Bangunan dengan Program Studi Bangunan Gedung, Rumpun Listrik dengan Jurusan Listrik Instalasi dan Rumpun Mesin dengan Program Studi Mekanik Umum ( SK Nomor 108/C4/Kep/I.86 tertanggal 4 Desember 1986). Bantuan pemerintah untuk dunia pendidikan kejuruan terus berlanjut pada masa kepemimpinan R. Wachjudi, BE. Rintisan untuk memperluas area Sekolah dengan Sarana dan Prasarana yang lebih representatif dikabulkan dengan dibangunnya Sekolah di lokasi yang baru di Desa Kledung Kradenan Kec. Banyuurip Purworejo tepatnya Jl. Tentara Pelajar Kotak Pos 127 Purworejo atau jalan utama Purworejo – Kutoarjo Km. 3. Letaknya sangat strategis ; 300 M barat laut dari SMK N1 Purworejo berdiri Gedung Olah Raga dan Stadion WR Supratman, tepat disebelah utara berdiri Gedung / Sanggar Pramuka, 500 M disebelah barat adalah Terminal Bus – Purworejo. Jalan utama Purworejo – Kutoarjo dilayani transportasi angkutan kota yang memudahkan masyarakat datang atau berkunjung ke SMK Negeri 1 Purworejo untuk memanfaatkan pelayanan Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Teknik.

SMK Negeri 1 Purworejo adalah lembaga pendidikan yang terbuka bagi masyarakat luas. Tahun 1988 sampai dengan 1994 STM Negeri Purworejo dipimpin oleh R. Moch. Saleh, BE. Pada masa ini Sekolah pindah ke lokasi baru tersebut. Program Studi bertambah yakni Program Studi Teknik Pekerjaan Logam yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Teknik Las dan Teknik Bangunan Air.

Tahun 1994 sampai dengan 1996 STM Negeri Purworejo dipimpin oleh Drs. Suharyanto, dan karena prestasinya dalam memimpin beliau dimutasi ke STM Pembangunan Textil Pekalongan walaupun baru 2 tahun mengabdikan dirinya di STM Purworejo.

Tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 Drs. Sigit Pramuko R tampil memimpin STM Negeri Purworejo yang dengan adanya kebijakan pemerintah STM Negeri Purworejo berganti nama Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Purworejo ( SMK Negeri 1 Purworejo ). Pada bulan September 2004 serah terima kepemimpinan dilakukan dari Drs. Sigit Pramuko R kepada Drs. Hanafie. Sedangkan pada 10 September 2007 SMK Negeri 1 Purworejo dipimpin oleh Bapak H. Hery Maryanto, M.Pd
Visi dan Misi





VISI

• Terwujudnya pendidikan dan pelatihan (diklat) kejuruan yang berstandar nasional dan berwawasan internasional.

MISI

• Meningkatkan mutu layanan pendidikan dan latihan kejuruan tingkat menengah sesuai dengan SPN.
• Mewujudkan Diklat Menengah Kejuruan yang efektif dan efisien.
• Mengembangkan iklim belajar dan budaya kerja.
• Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Menghasilkan lulusan dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang profesional di bidangnya.

TUJUAN

• Meningkatkan Imtaq peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar untuk mengimplementasikan pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya dalam mempertahankan eksistensinya di masyarakat serta mampu berpartisipasi dalam membangun dan melestarikan budaya bangsa.
• Menyiapkan calon tenaga kerja yang kompeten serta adaptif terhadap tuntutan dunia kerja sesuai bidangnya.

SASARAN

• Mengoptimalkan potensi layanan diklat untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan standar mutu yang dibutuhkan lapangan pekerjaan baik di dalam maupun di luar negeri
Bursa Kerja Khusus





BURSA KERJA KHUSUS

Salah satu bentuk tanggung jawab dari layanan pendidikan dan latihan di SMK Negeri 1 Purworejo adalah adanya pemasaran lulusan. Melalui kerja sama dengan instansi terakait SMK Negeri 1 Purworejo mempromosikan lulusan sebagai tenaga kerja yang siap pakai kepada dunia usaha dan industri.

Beberapa Industri yang telah menjalin kerja sama dalam hal rekruitment tenaga kerja dengan SMK Negeri 1 Purworejo melalui BKK ( Bursa Kerja Khusus ) adalah :


1 ASTRA HONDA MOTOR (DKI)
2 SHOWA (DKI)
3 ASTRA DAIHATSU MOTOR (DKI)
4 CIPTA FUTURA (SUMSEL)
5 DLM (JABAR)
6 PT. CHEMCO
7 PT. DUTA LASERINDO METAL
8 PT. LASER METAL MANDERA
9 PT. ALFA MART
10 PT. SADHANA EKA PRAYA AMITRA
11 PT. FEDERAL NITTAM
12 PT. NISSAN INDO MOBIL GROUP
13 PT. HONDA PRESPEK MOTOR
14 PT. EXEEL
15 PT. UNILEVER
16 PT. TOYOTA
17 PT. SMART
18 PT. SAKAI
19 PT. TIGA PILAR
dan masih banyak lagi yang lainnya
Jenis Program Keahlian





Jenis Program Keahlian
PROGRAM KEAHLIAN AKREDITASI
Tek.Kontruksi Bangunan/Tek.Spil A
Tek.Gambar/Tek.Arsitektur B
Tek.Perkayuan/Tek.Furniture B
Tek.Pemanfaatan Tenaga Listrik A
Tek.Las A
Tek. Mekanik Industri A
Tek. Mekanik Otomotif A
Tek. Permesinan B

Profil Sekolah





IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Purworejo
No. Statistik Madrasah : 321030607001
Alamat : Jl. Tentara Pelajar Kotak Pos 127 Purworejo 54101 Telp. ( 0275 ) 321948
E-mail : smkn1pwr.net@smkn1pwr.net
SK pendirian Nomor : 389/ Kep. Dirpt/ 67
Tanggal : 16-10-1967
Status : Negeri
Terakreditasi : A
Nama Kepala Sekolah : H. Hery Maryanto, M.Pd.
TMT : 10 September 2007

Minggu, 07 November 2010

gambar letusan gunung krakatau


Letusan Anakan Gunung Krakatau


KRAKATAU
Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif dan berada di Selat Sunda
antara pulau Jawa dan Sumatra. Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal
26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini
adalah yang terdahsyat. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di
Alice Springs, Australia dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.
Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak
di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer.
Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di
langit Norwegia hingga New York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia
Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus
jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung
Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi
telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah
dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi
sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di
dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya
belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu
bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
Perkembangan Gunung Krakatau
Gunung Krakatau Purba
Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan
bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang

akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.
Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
“ Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula
goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah
badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia.
Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju
Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua,
menciptakan pulau Sumatera ”
Pakar geologi B.G. Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa
kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang
dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja
Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas
permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur
menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya
dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan
lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad
kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur
mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka
bumi.
Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia
purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya
peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya
peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau
Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan
muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah
membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur
sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.
MUNCULNYA GUNUNG KRAKATAU
Perkembangan Gunung KrakatauPulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga
pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan
vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang
terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah
kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian
menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga
gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.
Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik
asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava
meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di
Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi
ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya
letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan
letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-28 Agustus 1883.
Letusan Gunung Krakatau
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu.
Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris
yang juga penulis National Geoghrapic mengatakan bahwa ledakan itu adalah
yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling
meluluh-lantakkan dalam sejarah manusia moderen. Suara letusannya terdengar
sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8
penduduk bumi saat itu.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama
Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar
dalam sejarah modern. Sedangkan buku The Guiness Book of Records mencatat
ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam
sejarah.
Selain itu, ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu
vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya
mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di
dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan,
Australia dan Selandia Baru.
Akibat letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta
sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat
cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40
meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai.
Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah
laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295
kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di
Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung
Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15
km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk
Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang
Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai
barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.
Anak Krakatau
Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung
Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari
kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah
tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap
tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain
menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka
dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau
500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu
disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini
ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut,
sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari
permukaan laut.
Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan
Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta
tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang
dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti
kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan
in bakal terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar
Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api
berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering


http://htmlimg4.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/5-1ed63f7819/000.jpg


http://htmlimg2.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/6-bf00559d53/000.jpghttp://htmlimg2.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/6-bf00559d53/000.jpg


http://htmlimg4.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/7-575069ce4d/000.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/7-575069ce4d/000.jpg


http://htmlimg3.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/8-cc9224ef5c/000.jpghttp://htmlimg3.scribdassets.com/53m3l680ecv2gow/images/8-cc9224ef5c/000.jpg

JAKARTA, MINGGU-- Jauh sebelum peneliti asing menulis tentang meletusnya
Gunung Krakatau (Krakatoa, Carcata) tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883,
seorang pribumi telah menuliskan kesaksiaan yang amat langka dan menarik,
tiga bulan pascameletusnya Krakatau, melalui Syair Lampung Karam. Peneliti
dan ahli filologi dari Leiden University, Belanda, Suryadi mengatakan hal itu
kepada Kompas di Padang, Sumatera Barat, dan melalui surat elektroniknya dari
Belanda, Minggu (31/8).
"Kajian-kajian ilmiah dan bibiliografi mengenai Krakatau hampir-hampir luput
mencantumkan satu-satunya sumber pribumi tertulis, yang mencatat kesaksian
mengenai letusan Krakatau di tahun 1883 itu. Dua tahun penelitian, saya
menemukan satu-satunya kesaksian pribumi dalam bentuk tertulis, " katanya.
Sebelum meletus tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883, gunung Krakatau telah
batuk-batuk sejak 20 Mei 1883. Letusan dahsyat Krakatau menimbulkan awan
panas setinggi 70 km dan tsunami setinggi 40 meter dan menewaskan sekitar
36.000 orang.
Sebelum meletus tahun 1883, Gunung Krakatau telah pernah meletus sekitar
tahun 1680/1. Letusan itu memunculkan tiga pulau yang saling berdekatan;
Pulau Sertung, Pulau Rakata Kecil, dan Pulau Rakata. Suryadi menjelaskan,
selama ini yang menjadi bacaan tentang letusan Gunung Krakatau adalah
laporan penelitian lengkap GJ Symons dkk, The Eruption of Krakatoa and
Subsequent Phenomena: Report of the Krakatoa Committee of the Royal Society
(London, 1883).
Sedangkan sumber tertulis pribumi terbit di Singapura dalam bentuk cetak batu
(litography) tahun 1883/1884. Kolofonnya mencatat 1301 H (November 1883-
Oktober 1884). Edisi pertama ini berjudul Syair Negeri Lampung yang Dinaiki
oleh Air dan Hujan Abu (42 halaman). " Tak lama kemudian muncul edisi kedua
syair ini dengan judul Inilah Syair Lampung Dinaiki Air Laut (42 halaman). Edisi
kedua ini juga diterbitkan di Singapura pada 2 Safar 1302 H (21 November 1884),
" paparnya.
Edisi ketiga berjudul Syair Lampung dan Anyer dan Tanjung Karang Naik Air
Laut (49 halaman), yang diterbitkan oleh Haji Said. Edisi ketiga ini juga
diterbitkan di Singapura, bertarikh 27 Rabiulawal 1301 H (3 Januari 1886). Dalam
beberapa iklan, edisi ketiga ini disebut Syair Negeri Anyer Tenggelam. " Edisi
keempat syair ini, edisi terakhir sejauh yang saya ketahui, berjudul Inilah Syair
Lampung Karam Adanya (36 halaman). Edisi keempat ini juga diterbitkan di
Singapura, bertarikh 10 Safat 1306 H (16 Oktober 1888)," ungkap Suryadi, yang
puluhan hasil penelitiannya telah dimuat di berbagai jurnal internasional.
Menurut Suryadi, khusus teks keempat edisi syair itu ditulis dalam bahasa
Melayu dan memakai aksara ArabMelayu (Jawi). Dari perbandingan teks yang ia
lakukan, terdapat variasi yang cukup signifikan antara masing-masing edisi. Ini
mengindikasikan pengaruh kelisanan yang masih kuat dalam tradisi
keberaksaraan yang mulai tumbuh di Nusantara pada paroh kedua abad ke-19.
Suryadi yang berhasil mengidentifikasi tempat penyimpanan eksemplar seluruh
edisi Syair Lampung Karam yang masih ada di dunia sampai saat ini
menyebutkan, Syair Lampung Karam ditulis Muhammad Saleh.
Ia mengaku menulis syair itu di Kampung Bangkahulu (kemudian bernama
Bencoolen Street) di Singapura. " Muhammad Saleh mengaku berada di Tanjung
Karang ketika letusan Krakatau terjadi dan menyaksikan akibat bencana alam
yang hebat itu dengan mata kepalanya sendiri. Sangat mungkin si penulis syair
itu adalah seorang korban letusan Krakatau yang pergi mengungsi ke Singapura,
dan membawa kenangan menakutkan tentang bencana alam yang mahadahsyat
itu," katanya.

Bisa direvitalisasi
Suryadi berpendapat, Syair Lampung Karam dapat dikategorikan sebagai syair
kewartawanan, karena lebih kuat menonjolkan nuansa jurnalistik. Dalam Syair
Lampung Karam yang panjangnya 38 halaman dan 374 bait itu, Muhammad
Saleh secara dramatis menggambarkan bencana hebat yang menyusul letusan
Gunung Krakatau tahun 1883. Ia menceritakan kehancuran desa-desa dan
kematian massal akibat letusan itu. Daerah-daerah seperti Bumi, Kitambang,
Talang, Kupang, Lampasing, Umbulbatu, Benawang, Badak, Limau, Lutung,
Gunung Basa, Gunung Sari, Minanga, Tanjung, Kampung Teba, Kampung
Menengah, Kuala, Rajabasa, Tanjung Karang, juga Pulau Sebesi, Sebuku, dan
Merak luluh lantak dilanda tsunami, lumpur, dan hujan abu dan batu.
Pengarang menceritakan, betapa dalam keadaan yang memilukan dan kacau
balau itu orang masih mau saling tolong menolong satu sama lain. Namun, tak
sedikit pula yang mengambil kesempatan untuk memperkaya diri sendiri
dengan mengambil harta benda dan uang orang lain yang ditimpa musibah.
Selain menelusuri edisi-edisi terbitan Syair Lampung Karam yang masih tersisa
di dunia sampai sekarang, penelitian Suryadi juga menyajikan transliterasi (alih
aksara) teks syair ini dalam aksara latin.
"Saya berharap Syair Lampung Karam dapat dibaca oleh pembaca masa kini
yang tidak bisa lagi membaca aksara Arab-Melayu (Jawi). Lebih jauh, saya ingin
juga membandingkan pandangan penulis pribumi (satu-satunya itu) dengan
penulis asing (Belanda/Eropa) terhadap letusan Gunung Krakatau," jelas
Suryadi.
Peneliti dan dosen Leiden University ini menambahkan, teks syair ini bisa
direvitalisasi untuk berbagai kepentingan, misalnya di bidang akademik,
budaya, dan pariwisata. Salah satunya adalah kemungkinan untuk
mengemaskinikan teks Syair Lampung Karam itu dalam rangka agenda tahunan
Festival Krakatau. Juga dapat direvitalisasi dan diperkenalkan untuk
memperkaya dimensi kesejarahan dan penggalian khasanah budaya dan sastra
daerah Lampung.

Bencana GUNUNG MERAPI

BENCANA MERAPI: SETELAH LETUSAN

  1. Data pengungsi
  2. Bantuan barang
  3. Sumbangan dana
  4. Neraca keuangan tim
  5. Organisasi & wilayah kerja
  6. Gambar-gambar

GAMBAR-GAMBAR

KAMPUNG HANCUR
kinahrejo_after_eruptionPanorama Kinahrejo, kampung kediaman Mbah Marijan (83 tahun) dan salah satu kampung yang paling parah oleh bencana letusan Merapi pada 26 Oktober 2010. Fotografer Jawa Pos --yang berpangkalan di Kampus Perdikan INSIST selama meliput kawasan bencana tersebut-- mengambil gambar ini pada 27 Oktober siang. Debu tebal menutup hampir semua permukaan desa, sehingga nampak serba putih keabu-abuan mirip musim salju berkabut tebal di daratan Eropa atau Amerika Utara.

kaliurang_gateJALAN BERDEBU
Satu satuan polisi, tentara dan relawan lokal mulai menutup gerbang masuk kawasan wisata Kaliurang yang terletak hanya sekitar 3 kilometer dari Kampus Perdikan INSIST. Joeni Hartanto, salah seorang relawan TRK-INSIST mengambil gambar ini sekitar jam 20:00 WIB, hanya beberapa jam setelah letusan terjadi dan debu tebal sudah menutup permukaan Jalan Raya Kaliurang.

 BARAK PENGUNGSI
Dua suasana di barak penampungan pengungsi, masing-masing di Hargobinangun (KIRI), barak terdekat dengan Kampus Perdikan INSIST, hanya sekitar 1 kilometer; dan di Umbulharjo (KANAN), barak terdekat dengan lokasi paling parah di Kinahrejo dan Kaliadem. Gambar di Barak Hargobinangun diambil menjelang tengah malam 26 Oktober 2006 oleh Joeni Hertanto dari TRK-INSIST, sementara gambar di Barak Umbulharjo, sekitar 7 kilometer arah utara-timur Kampus Perdikan INSIST, diambil pada siang hari 27 Oktober 2010 oleh fotografer Jawa Pos.
KORBAN TERLUPAKAN
Hantaman awan dan debu panas dari Merapi tidak hanya merusak bangunan dan melukai atau membunuh penduduk setempat, tetapi juga hewan-hewan ternak mereka. Beberapa ekor sapi penuh debu dan luka-luka ini dipotret di Desa Umbulharjo, 29 October 2010 pagi. Sampai sekarang, hampir tak ada sama sekali tindakan tanggap-darurat yang berarti untuk menolong dan menyelamatkan ternak-ternak korban tersebut yang biasanya memang terabaikan dalam banyak peristiwa bencana dimana pun. Buktinya, belum ada data lengkap tentang korban ternak tersebut dan kerugian yang diakibatkannya. Padahal, di pedesaan Jawa seperti di kawasan Merapi, ternak adalah salah satu harta terpenting para warga desa, sebagai tabungan utama mereka di masa-masa sulit. TRK-INSIST sedang memulai suatu pendataan korban-korban ternak ini, bahkan sudah mulai menggagas kemungkinan suatu skema khusus pada tahap pasca tangap-darurat nanti.
wounded_cattle
 SEMANGAT RELAWAN
volunteers_workingJam 09:00, Sabtu 30 Oktober 2010, Tim Relawan Kemanusiaan (TRK) segera melakukan rapat di POSKO mereka di INSISTPress, untuk menanggapi letusan besar terbaru Merapi yang terjadi pada tengah malam sebelumnya. Debu tebal di hampir seluruh kota Yogyakarta tidak menghalangi mereka untuk tetap berkegiatan seperti pada hari-hari sebelumnya (KIRI). Sementara Tim Pendukung (staf YPRI & Sekretariat INSIST) yang menangani administrasi & manajemen TRK bahkan bekerja sampai malam di akhir pekan yang sibuk dan melelahkan ini (KANAN)
POSKO TRK-INSIST BARU
Mulai tanggal 27 Oktober 2010 POSKO TRK-INSIST menempati  Kantor INSIST PRESS di jalan Kaliurang Km 9, terkait dengan keterbatasan tempat untuk penampungan barang mulai hari senin tanggal 1 November  2010 mendirikan POSKO baru di Jalan Kaliurang Km 9, Sinduharjo, Sleman, Yogyakartamenempati rumah Ibu Zumrotin K. Susilo. (Depan Toko Raja Beton).
Selain menjadi gudang dan sekretariat POSKO TRK-INSIST, dimalam hari juga digunakan relawan sebagai tempat ber-istirahat. Selama tanggap bencana kali ini, sekitar 25-40 relawan dari INSIST Press, Sekretariat INSIST, LPTP, Kampung Halaman, Sekretariat  YPRI, LSKAR dan UPS Jogjakarta,  dimobilisasi termasuk mahasiswa dari UGM dan UII. Semua relawan dikerahkan untuk droping bantuan sesuai kebutuhan, dan dilanjutkan denga assement kebutuhan didasarkan kebutuhan para pengungsi di barak-barak terutama di lokasi yang relative sulit kondisinya di Selo, Cepogo Boyolali; Kemalang, Klaten  dan  barak-barak pengungsi di Sleman. Senyampang para relawan ke lapangan, tim sekretariat siap sedia menerima bantuan dan membelanjakan kebutuhan pengungsi dan menyiapkan droping untuk esok harinya.
Selamat bertugas dan berjuang kawan!

Kamis, 04 November 2010

Tsunami Mentawai

Diposkan oleh Rahmat Hidayat on
     Tsunami Mentawai 
 Dunia berduka kembali setelah terjadinya goncangan tsunami yang terjadi di Mentawai, tsunami yang berkekuatan lebih dari 7 skala richter.

Korban akibat tsunami tersebut ternyata bukan hanya warga di sekitar tempat tersebut melainkan banyak warga asing juga, dan kabarnya ada sekitar sembilan orang peselancar yang ikut menjadi korban tsunami tersebut.

Mereka dinyatakan hilang setelah kapal yang ditumpanginya itu diterjang gelombang pasang tsunami, saat kejadian tersebut para peselancar tersebut sedang berada di Mentawai untuk berselancar.

Menurut kabar yang didapat dari korban yang selamat, dua kapal yang ditumpangi warga Australia birtu berbenturan setelah diterjang gelombang tsunami sampai, sampai kedua kapal tersebut terbakar sampai penumpangnya hilang, dan sampai sejauh ini belum ada kabar tentang korban tersebut.